🦚

Saturnus Kembali

Malam ini, aku memutuskan untuk berjalan dari tempatku bekerja. Jaraknya memang tidak terlalu jauh, tapi dinginnya terasa berbeda. Jaket yang kukenakan biasanya ampuh untuk melalui malam-malam lainnya, tapi sepertinya tidak malam ini.

Tengah malam nanti, tepat ulang tahunku yang ke-27. Dua puluh tahun pertama sudah kulalui bersama ayah, tujuh tahun berikutnya kupaksa untuk jalani sendiri.

“Bukannya tidak bersyukur, tapi aku ingin mandiri,” ucapku pada ayah tujuh tahun lalu. Ibu tidak bisa menemaniku di tahun-tahun sebelumnya, atau setelahnya.

Aku rindu ibu. Rindu mungkin kata yang kurang tepat, karena kami tidak pernah bertemu. Ibu pergi ketika melahirkanku, ditukar nyawanya untukku. Aku ingin bertemu ibu.

Malam itu 27 tahun yang lalu, Saturnus berada di posisi terdekatnya dengan bumi. Ayah bilang, cincin dan planetnya terlihat jelas dengan mata telanjang.

“Dia menjadi saksi kasih ibumu malam itu,” kata ayah mengingatnya. Tapi aku tidak tahu sedang apa Saturnus malam itu, menyambutku atau menjemput ibu.

Di ulang tahunmu yang ke-27, Astrologi bilang Saturnus akan berada di posisi yang sama ketika kamu dilahirkan. Kepercayaanku akan segala samawi telah hilang sejak entah kapan. Tapi malam ini, aku perlu memercayainya kembali.

Malam ini, Saturnus akan kembali. Sambil berjalan, aku sibuk merangkai-rangkai kata untuk menyambutnya. Saat bertemu Saturnus nanti, aku harap nyawa bisa ditukar kembali.